Sabtu, 12 November 2016

Sharing Session: Open Public Discussion EECC FEB

Kemarin Jendela Undip sharing lagi di acara yang digelar oleh EECC FEB Undip. Berikut ini adalah poster dari acara tersebut. 



Kali ini, Jendela Undip diwakili oleh Kak Ratna. Kak Ratna bercerita tentang berbagai jenis pengalaman internasional yang ada di sekitar kampus Universitas Diponegoro. Dalam acara tersebut, topik yang paling banyak dibahas adalah kesempatan yang diperoleh dari International Office Undip (IO Undip). 

Sesuai dengan janji Kak Ratna, JU berusaha mencari profil IO Undip dari OA IO Undip di aplikasi LINE. Sayangnya, agak sulit untuk mendapatkan ID dari akun OA tersebut. Makanya, kami berikan saja screen-capture dari akunnya, ya.. Silakan kunjungi berbagai kanal yang dimiliki oleh IO serbagaimana tertera di profil tersebut. Pada pasarnya, informasinya sama, Kok. Kalau masih penasaran, silakan kontak Kak Ratna dan bertanya langsung tentang akunnya.





Acara yang dihadiri oleh Jendela Undip ini juga diulas oleh LPM Edents.
Terima kasih LPM Edents!

Jumat, 19 Agustus 2016

Sharing Session: Welcoming Party untuk Mahasiswa Baru

Jendela Undip kembali hadir untuk berceerita. Kali ini kami datang ke acara Welcoming Party untuk mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. 

Jendela Undip bercerita mengenai kegiatan akademik dan nonakademik di seputar kampus yang bisa mereka rencanakan ke depan. Diawali dengan salam semangat dan beberapa permainan seru, seluruh peserta yang hadir tampak antusiasi. Di akhir sesi, mereka juga menuliskan cita-cita mereka untuk empat tahun ke depan. 

Hai mahasiswa baru! (Jika kamu membaca ini). Apa impian kamu untuk empat tahun ke depan?




Kamis, 12 Mei 2016

Review: Indonesia International Work Camp

Estimasi durasi membaca:  2 menit

Ketika menyoal International Development, ada seorang teman yang namanya pasti muncul pertama kali di kepalaku. Beliau adalah seniorku di jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, namanya Amelia Dita Tifani. Saya sering membaca kicauan pemikirannya melalui Twitter Kak Dita dan entri-entri menarik lainnya di Tumblr blog. Oia, di situ juga beliau menulis tentang pengalamannya selama menjadi relawan (yap, inilah manifestasi dari keseriusannya di bidang International Development itu). 

Beliau adalah seorang yang lebar sayapnya. Sudah berkali-kali ia terbang ke negara-negara menakjubkan dan bekerja untuk organisasi multinasional--bahkan sudah bekerja sebelum lulus. Kata kuncinya adalah kesukarelawanan sosial. Kesukarelawanan merupakan salah satu pilihan kesempatan bagi mahasiswa untuk membuka cakrawala baru. Selain meningkatkan sense simpati dan empati, kesukarelawanan sosial juga sering kali menjadi prasyarat berbagai jenis beasiswa/kesempatan lainnya, loh. Misalnya saja LPDP, Exchange Program dari International Office Undip, Chevening, dan masih banyak lagi yang mensyaratkan keikutsertaan kita dalam program kesukarelawanan. Sederhananya, kesukarelawanan sosial ini dapat menjadi indikator assesor dalam melihat sisi humanis seorang pelamar beasiswa. (Cerita tentang kesukarelawanan bisa kamu gali lebih dalam melalui buku "Kelas" karya Ainun Chomsun).

Nah, ada satu kesempatan menarik yang dari dulu ingin saya ikuti, yaitu Work Camp. Program kesukarelawanan sosial ini, memberikan taste internasional karena para pesertanya tidak hanya orang Indonesia. Inilah yang sering diceritakan oleh Kak Dita dan (ppppssssst...) kembarannya--Amelia Gita Tifani. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi kesukarelawanan bernama Indonesia International Work Camp (IIWC). Program-programnya menarik sekali. Ada program mengajar anak kurang mampu (bidang edukasi), menanam bakau (bidang lingkungan), bahkan menari dan sempoa (bidang kebudayaan).

"The youth from Japan, Nederland, South Korea and Indonesia stayed in prostitution area in uptown Semarang to be the sisters and brothers for the children who live there.- Tegalrejo, Semarang 2012" dikutip deskripsinya dan dicomot gambarnya dari blog Kak Gita.

Gita: volunteer IIWC dengan kaos IIWC berwarna merah terang
Itu yang di tengah berkaca mata adalah Kak Gita
Wajah Kak Dita persis seperti Gita


Untuk cerita lebih detail mengenai kegiatan mereka yang super seru, coba intip beberapa blog dari sukarelawan yang sudah pernah ikut Work Camp dari IIWC. Beberapa blog yang menuliskan pengalaman Work Camp di IIWC bisa dilihat melalui tulisan blog Subyanto, blog Mas Adi, blog Amelia Gita (kembaran Dita).

Program ini sangat recommended!

Blogwalking: Situs "Undip Full Prestasi"

Kali ini, Jendela Undip akan mereview satu website yang menarik perhatian. Ada sebuah gerakan akar rumput lainnya yang dibuat oleh mahasiswa Undip juga, bertajuk Undip Full Prestasi. Website ini memberikan ekspos terhadap prestasi-prestasi yang sudah dicetak oleh mahasiswa Undip.


Logo

Screen capture http://undipfullprestasi.blogspot.co.id/

Lalu, apa bedanya dengan Jendela Undip? 

Tentu saja blog ini tidak menjadikan "lawanan imbang" bagi Jendela Undip. Secara umum, visi kami pun berbeda, jadi tidak apple-to-apple lah, ya.

Konten utama dalam situs Undip Full Prestasi adalah berita-berita baik; Jendela Undip di lain sisi membawakan cerita dari perjalanan menarik seseorang. Jendela Undip sangat mendorong mahasiswa itu sendiri untuk menuliskan pengalamannya. Kami ingin membawakan tulisan yang mencantumkan langkah-langkah bayi yang bisa diambil seseorang dalam mengejar kesempatan-kesempatan menarik itu. Prestasi adalah sebuah tipping point, makanya Jendela Undip berusaha melihat the body of iceberg.

Ikuti terus situs Jendela Undip! Kami juga menunggu cerita menarik dari kamu!

Sabtu, 30 April 2016

Foto-foto dan Catatan Acara Coaching Clinic #1 Jendela Undip

Kami mengucapkan terima kasih untuk Teman-teman yang sudah mendaftar dan datang ke acara Coaching Clinic. Tercatat ada 38 mahasiswa yang mendaftar di Coaching Clinic. Beberapa di antaranya hadir lebih awal untuk konsultasi penulisan motivation letter dan study plan.


Sunting surat bareng-bareng

Adapun bagi yang tidak sempat hadir, silakan mengunduh catatan acara Coaching Clinic #1 Jendela Undip melalui tautan berikut ini.

Salam!

Jumat, 22 April 2016

Coaching-Clinic

Sehubungan dengan telah dibukanya pendaftaran Program Pertukaran Mahasiswa ke Kangwon National University untuk Kuliah Musim Gugur 2016 oleh International Office Undip; kami ingin mengadakan coaching-clinic bersama returnee/alumni terkait seleksi tersebut. Kegiatan ini akan kami adakan secara informal dan gratis; ditujukan khusus mahasiswa Undip yang berminat daftar musim ini, musim depan, atau mungkin tahun depan.

Senin, 29 Februari 2016

Cara Andal Sebar Proposal (Konferensi Ilmiah)

Ditulis oleh Afief El Ashfahany

Masalah dana menjadi kendala utama bagi para mahasiswa. baik dalam membuat sebuah acara seminar, atau demi kegiatan konferensi internasional.
Kira kira begini dialognya.

“dek kamu lagi ngapain?”

“lagi mau urus proposal kak”

“hmmm... buat acara apa emang?”

internasional conference kak” atau kesempatan lain “ seminar nasional / acara musik nih kak, butuh 100 juta”

“hmm coba sini kakak lihat, ini kamu mau sebar kemana rencananya? Udah tau siapa siapa aja sasarannya? Udah pernah sebar proposal sebelumnya?

“hehehe. Hmmm belum kak. Minta ajarin dong kak” atau dalam kesempatan lain yang lebih ekstrim” tolong bantuin cariin dana dong kak” setelah itu saya hanya nyengir kuda dan melongsor pergi.

“hmm udah dulu ya dek, kelas kakak udah mau mulai”

Hahaha itulah sedikit dialog antara mahasiswa yang butuh dana untuk proposal dan saya mahasiswa semester senja yang masih berkutat dengan sidang skripsi kala itu.

Buat kamu hei para mahasiswa atau organisastoris yang butuh tentang ilmu cara mencari dana lewat proposal, ini adalah tulisan tepat buat kamu. 
Yap ini adalah seri selanjutnya dari tulisan “Butuh Bantuan Dana? Bikin Proposal aja! Gini Caranya” di Jendela Undip.


Kamu perlu paham ada dua jenis tipe mahasiswa yang sama sama bisa sukses meraih dana dari sponsor, dua jenis mahasiswa itu adalah sebagai berikut: 

Tipe mahasiswa beruntung:
mahasiswa/organisatoris jenis ini adalah mereka yang punya saudara yang menjadi orang penting dalam perusahaan, om atau tante nya adalah CEO di perusahaan tertentu. Tipe mahasiswa beruntung ini enak, jika ingin sebar proposal tinggal calling tante atau om-nya.

“om aku mau ada acara nih, butuh 100 juta. Bisa aku masukin proposal ke perusahaan om?”

“berapa? Hmm Cuma 100 juta. Yaudah sini kasih ke om nanti om disposisi ke bagian yang urus proposal di perusahaan”

dan tinggal tunggu sebulan dan 100 juta masuk ke rekening acara. Tipe mahasiswa beruntung ini mudah untuk mencari dana, namun sayang seribu sayang. Tidak banyak. Tidak setiap organisasi punya mahasiswa beruntung macam cerita diatas, tidak setiap dari kita punya om yag jadi CEO perusahaan. Jika kamu bukan tipe mahasiswa beruntung, jangan berkecil hati. Masih ada jalan lain untuk berhasil meraih sukses dalam sebar proposal

Tipe mahasiswa biasa biasa saja:
Ini adalah tipe mahasiswa seperti saya. Dengan prestasi terlampau biasa, organisasi juga baru ikut ikutan, tidak dikenal di kampusnya. Pokoknya standar banget lah SETANDAR. Meskipun masih rajin kalo urusan kuliah.

Mahasiswa jenis ini sebenarnya bukan tidak mau berusaha, bukan tidak mau menyebarkan proposal untuk mencari dana bagi acaranya yang mulia. Bukan sama sekali bukan. 

HANYA BELUM TAHU POLANYA

Saya sendiri mengamati dan menemukan polanya setelah mengalami masa masa kebingungan selama hampir tiga tahun. beruntung saya menemukan sahabat yang menjadi satu tim dengan saya sebagai tempat diskusi dan partner berjuang.

Haha kesannya biasa banget ya. Ya emang ini adalah cara reguler . cara yang bisa dipakai siapapun. Apapun jenis mahasiswa kamu, status anaknya siapa dan apapun acaranya.

SEMUA ADA POLANYA

Percaya deh. Selalu ada sebuah pola yang biasa digunakan oleh orang sukses, dan apabila kita juga melakukan pola yang sama kita juga akan bisa ikutan sukses.

POLA SUKSES TEMBUS PROPOSAL

Langkah pertama: Relevansi (Relevance)

Dalam menyebarkan proposal. Pertama kali yang harus kamu pahami adalah relevansi. Dalam bahasa inggris relevansi adalah (berhubungan/nyambung/konek). sederhananya adalah adanya kesesuaian antara acara kita dengan perusahaan yang dituju. Contoh jika kamu membuat acara yang bertema/ bercorak/ atau dominan tentang kelapa sawit ya kamu bisa mencari ke perusahaan kelapa sawit. Contoh lain jika acara seminar kamu bertemakan energi ya sebarlah proposal ke kementerian ESDM dan perusahaan energi. Jadi ada relevansi. Ada sesuatu yang nyambung (relevan).

Semakin relevan acaramu dengan perusahaan tersebut semakin besar peluang. Semakin banyak “persamaan” yang bisa kita cari dalam bernegosiasi nanti (carilah persamaan sebanyak banyaknya dalam bernegosiasi, contoh acaranya sama, alumni sekolahnya sama, kesukaannya sama)


Kemana kamu dapat mencari perusahaan yang relevan dengan tersebut? Googling saja. Ada banyak sekali perusahaan yang memiliki alamat dan nomor call centre. Ingat sekali lagi pilih yang relevan. Pilihlah minimal 20 perusahaan yang relevan. Catat nomor call centre dan alamatnya.

Langkah Kedua: Buat janji (make an appoinment)
Setelah kamu punya list perusahaan yang relevan dengan acara kamu (dengan asumsi kamu sudah berhasil membuat sebuah proposal yang ciamik dan menarik, jika belum baca pos Jendela Undip ini. cobalah untuk menelfon satu persatu perusahaan tersebut. Kira kira dialognya seperti ini:

“selamat pagi dengan perusahaan X, ada yang bisa dibantu?”

“selamat pagi (usahakan telfon di pagi hari pukul 8.00-11.00). Saya afief mahasiswa dari Universitas Diponegoro. Bisa tolong disambungkan dengan bagian kerjasama perusahaan”

“baik tunggu sebentar” biasanya kita akan disambungkan ke bagian humas atau persuratan atau bagian kerjasama lain dalam perusahaan tersebut.

“iya saya bu nancy dari bagian kerjasama perusahaan X, ada yang bisa saya bantu?”

“saya afief , mahasiswa Universitas Diponegoro (perkenalkan diri lagi). Bu nancy saya ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaan ibu. Kira kira saya bisa bertemu dengan ibu kapan dan di ruangan apa ya?”

“hmm kerjasama dalam bidang apa ya dik?”

“biar lebih jelas biar saya bertemu nancy bagaimana bu? Biar saya bawakan juga proposal tawaran kerjasamanya”

“baiklah temui saya di ruangan A3 lantai 19 perusaahaan X alamatnya di Jakarta Utara”

“jam berapa bu kira kira saya bisa menemui ibu nancy?”

“jam 10 besok ya”

“baik bu terimakasih”

Beberapa hal yang harus kamu perhatikan: buat janji ini sangat penting. Dengan punya janji ketika kamu menyebarkan proposal, kamu akan langsung bertemu dengan bagian kerjasama. Jadi jika ditanya oleh pak satpam dengan pertanyaan "mau ngapain dek? Atau mau ketemu siapa?"
Kita bisa jawab dengan tegas seperti ini:

“sudah buat janji pak dengan bu nancy jam 10 di ruang A3 lantai 19”

Sehingga kamu bisa bertemu langsung dan kemudian leluasa untuk menjelaskan maksud dan tujuan mu mengajak kerjasama kapada perusahaan X.

Oh iya jangan pernah menjelaskan acaramu lewat telfon (menurut beberapa kawan cara ini tidak berhasil).

Langkah Ketiga: Presentasi (Presentation)
Setelah kamu punya janji dengan bagian yang mengurusi kerjasama, tibalah hari H kamu datang ke perusahaan tersebut. Perisiapkan berbagai senjata (baca : dokumen) yang akan membantu kamu seperti proposal, surat pengantar resmi , dan lain lain. Selain itu persiapkan dirimu agar bisa ganteng maksimal (baca: berpakaian formal dan pantas). Kesiapan dirimu sangat membantu kepercayaan diri dalam melakukan presentasi dengan pihak perusahaan.

Ilmu yang saya dapatkan dari kawan saya Bung Fahmi Priyatna adalah sebagai berikut:
Yakinkan dirimu bahwa posisi kita dan perusahaan adalah win win solution.
Jangan terlihat gugup, kelemer kelemer, letoy. Bersikaplah gagah dan jantan serta tegas.
Dan yang terpenting adalah tunjukkan perhatian yang tulus kepada pihak perusahaan disertai senyuman.

Mulailah dengan salam dan memperkenalkan diri ketika di awal presentasi, oh iya presentasi disini bukan berarti kamu harus presentasi seperti dikelas ya. Tapi menjelaskan dengan singkat maksud dan tujuan kamu untuk bekerjasama dengan perusahaan. Maka Persiapkan file presentasi (siapa tau memang diminta presentasi pake proyektor).

Langkah Ke Empat: Tindak lanjut dan Bernegosiasi (Follow Up and Negotiation).
Setelah dua minggu atau satu bulan proposal kamu berada di perusahaan. Saatnya kamu melakukan follow up, atau menanyakan perkembangan proposal kamu apakah diterima ataukah ditolak.

Menurut fahmi, perusahaan yang menerima sebenarnya akan langsung mengontak kamu meskipun kamu belum memulai follow up. Hehehe
Tapi standarnya adalah kamu yang mulai menanyakan terlebih dahulu ke perusahaan.

“assalamualaikum, saya afif dari Undip. Saya mau follow up permohonan kerjasama acara X dengan perusahaan bapak. Waktu itu saya berjumpa dengan bu nancy pada hari selasa tanggal 2 juni 2014 dengan nomor surat di surat pengantar 1234CVBN (jangan pernah lupa nomor ini) apakah sudah ada perkembangannya pak?”

“waalaikum salam. Oh iya Alhamdulillah sudah diputuskan perusahaan kami akan berpartisipasi, bisakah nak afif datang ke perusahaan besok senin?”

Nah jika perusahaan sudah seperti itu, biasanya sudah ada tanda tanda mereka akan memberikan sponsor. Namun jumlahnya berapa belum tahu, maka perjumpaan berikutnya dengan perusahaan adalah untuk negosiasi jumlah sponsor dan timbal balik apa yang akan kita berikan ke sponsor.

Dalam negosiasi, menurut kawan saya Nur Fahmi Rofiq ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu:

Jangan kaku, kita bisa memberikan solusi yang sama sama win.
contoh:

“mas kita mau partisipasi, kita mau kasih yang 50 Juta, tapi mau dapet paket yang 100 Juta, Bisa ga?”

Jika ada permintaan seperti itu apa yang harus kamu lakukan? Apakah di ambil atau di tolak?

Sepengalaman pribadi saya dan kawan kawan, permintaan seperti itu biasa di lontarkan. Maka menurut saya pribadi jawabannya adalah diskusikan dulu dengan tim/ organisasi kamu. Pertimbangkan baik baik kira kira mana yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.