Jumat, 30 Oktober 2015

Google Student Ambassador

Google Student Ambassador adalah satu-satunya opportunity yang saya yakin lolos, dan ternyata benar. Saya percaya bahwa “Keberuntungan adalah kesempatan yang bertemu kesiapan.” Karena kesempatan menjadi GSA sudah ada, maka saya tinggal bersiap-siap agar saya beruntung. Percayalah.. . Saya sampai stalking GSA bacth sebelumnya dan competitor satu per satu. Belum lagi membuat video pendaftarannya yang 30 detik itu. Yang paling parah, ngisi form pendaftaran saja saya sampai sebulanan. Ah.. iya.. saya lupa memperkenal diri.

Hallo.. Saya Afifatul Mukaroh (Fifa), wakil Undip untuk Google Student Ambassador (GSA) region South East Asia tahun 2014-2015. Masih asing ya untuk istilah GSA ini? Haha. Yang pasti sudah tau Google kan? Perusahaan IT yang sudah mendunia itu. Yang salah satu produknya jadi temen ngerjain skripsi dan kepoin doi #KarepmuFif. -_-

Baik.. langsung saja kalau begitu.

Apa itu GSA?

GSA adalah program tahunan dari Google sebagai bentuk sumbangsih Google  terhadap dunia pendidikan, dengan memilih beberapa mahasiswa untuk menjadi wakil Google bagi masing-masing kampusnya atau penghubung antara Google dan kampus.

GSA hampir ada di seluruh dunia, hanya saja terbagi menjadi beberapa region seperti Latin America, Europe, the Middle East, Africa, Southeast Asia, India dan Australia-New Zealand.  Tentu saja Indonesia masuk dalam region South East Asia. Sejauh ini untuk Asia Tenggara, program GSA sudah terlaksana tiga kali. Dan yaps! Saya adalah GSA batch ketiga.

GSA se-SEA

Apa yang dikerjakan GSA?

Dua kata yang mewakili kerja GSA adalah LEARN dan SHARE. Iya! Belajar dan berbagi! Bentuk dari “belajar”-nya itu bermacam-macam, dan mungkin tiap batch punya pengalaman masing-masing. Jadi, di sini saya paparkan berdasarkan pengalaman saya saja yaa.

1. GSA Summit

Sering kali GSA Summit dijadikan  salah satu alasan mahasiswa mendaftar GSA. Kenapa nggak? Jalan-jalan gratis! Ke luar negeri lagi! Ketemu teman-teman GSA se-asia tenggara! Jadi jangan heran competitor buat jadi GSA juga ga sedikit.

Setelah pengumuman mahasiswa-mahasiswa yang terpilih untuk jadi GSA, mahasiswa tersebut diwajibkan untuk mengikuti GSA Summit selama sekitar seminggu untuk mendapat pembekalan dan pelatihan. Pada batch pertama GSA Summit diadakan di Singapore, kedua di Indonesia, dan ketiga di Filipina.

GSA Summit ini mengingatkan saya pada film “The Internship”. Di sana kita dibagi menjadi beberapa tim (isinya campur dari berbagai negara) kemudian kita diberi beberapa challenge. Kalau di film the internship challenge-nya seputar ngoding, debugging, dan hal-hal berbau computer lainnya. Kalau di GSA Summit challenge-nya seputar softskill development. Iya! Kreativitas dan Teamwork benar-benar dinilai di sini. Seperti challenge membuat youtube video seputar GSA, membuat google site, dan simulasi event. FYI, tim-ku menang bagian video dan google site challenge. Hehe.

G-Heroes team (can you find me?)

Selain itu kita juga dibekali ilmu-ilmu seperti kepemimpinan, cara berpikir kritis,, teknologi google,  dan lain sebagainya dengan pembicara dari Google yang hebat-hebat. Bukan hanya itu, di sana kita juga ada cultural night party, hotel mewah, games seru, mabuhay philipines, makan gratis, ketemu orang-orang hebat, berjejaring, makan gratis… (did I just say ‘makan gratis’ twice?).. dan banyak.. dan saya sudah lupa -_- ini video bikinan teman saya yang bisa mewakili GSA Summit di Filipina waktu itu.


2. GAFE Training

GAFE atau Google Apps for Education Training adalah pelatihan khusus dari Google cabang Indonesia (kayak Ind*mart ya pake cabang-cabang segala). Iya… jadinya waktu itu kita GSA se-Indonesi akhirnya ke kantor Google Indonesia!! Jangan khawatir masalah transport dan akomodasi, Google gitu lho. Di sana kita dikenalin tentang GAFE, public speaking, cara negosiasi, dan kita langsung simulasi event seputar GAFE. 

di kantor Google Indonesia

3. Free Online Course/Certification

Google kan punya banyak produk tuh. Ada Blogger, AdMob/ AdSense, GAFE, Youtube, Android, dan lain-lain. Sering kali kita para GSA dapat tawaran online course atau sertifikasi seputar itu. Tergantung GSA-nya mau ambil atau nggak sih.  FYI!! Ada beberapa course/serifikasi yang aslinya berbayar hingga jutaan rupiah, tapi kita dapat gratis. Kalau saya waktu itu ambil sesuai ketertarikan saya, Android!! Dan akhirnya saya dapat sertifikasi android programming. Hehe. Sebenarnya  saya juga ambil buat GAFE juga, tapi saya nggak lulus. Jangan tanya kenapa. -_-

Sekarang lanjut di bagian “berbagi”-nya. Jadi, apa yang telah kita pelajari tadi baik softskill dari Summit maupun ilmu-ilmu lainnya harus kita bagi dan terapkan selama kita berstatus GSA setahun itu.  Caranya bisa dengan blog, social media, personal chat, atau membuat event. Event-nya macam apa ya terserah kreativitas masing-masing. Dan tentu saja kita bisa propose dana ke Google untuk event kita tersebut.

Sebagai contoh ada pelatihan GAFE (students lainnya bisa tau cara penggunaan dan manfaat GAFE), Android Study Group (students bisa belajar seputar android programming), kompetisi youtube, photowalk (jalan-jalan gratis di tempat-tempat wisata untuk kemudian dishare/ditandai di Google Maps), dan lain sebagainya (termasuk diundang menjadi pembicara seputar Google di organisasi lain atau proker KKN seputar Google juga saya laporkan sebagai event lho. Hahaha.. Apa? Ini cerdiklah! Bukan licik -_-). Yang jelas, minimal kita membuat lima events selama setahun menjadi GSA.

salah satu event-ku "GAFE Training"

salah satu eventku "Study Jam"
salah satu event-ku "Blogging" --> sekaligus proker KKN :D

Oh iya.. untuk menjalankan event tersebut kita bisa berkolaborasi dengan GBG (Google Business Group), GDG (Google Developer Group), atau Organisasi/intansi lainnya. Kita juga membuat sebuat Google Student Group, yaitu komunitas di kampus kita yang nanti bisa menjadi panitia di event kita.

Secara keseluruhan ya kerja kita sebagai ambassador atau wakil Google itu… Kita menyampaikan ilmu/pengetahuan, kesempatan-kesempatan dari Google (internship/scholarship/competition/etc), program Google, gratisan, produk Google, teknologi Google dan lain sebagainya. Kita juga sebagai penghubung Google jika Google ingin menghubungi kampus kita, seperti apa yang dibutuhkan kampus, budaya kampus, dan lain-lain agar sumbangsih Google terhadap dunia pendidikan semakin optimal. Sebaliknya, jika kampus ingin menghubungi Google kitalah orang yang bisa menjadi perantaranya.

Kenapa menjadi GSA?


Setiap GSA pasti punya alasan masing-masing ya tentang kenapa dia mau menjadi GSA. Sebelum saya menjelaskan kenapa saya mau menjadi GSA, saya jawab dulu pertanyaan yang sering muncul dari GSA haters (ciee… udah kayak artis aja punya haters).

Haters        :   GSA itu kayak sales-nya Google dong.
Wise Fifa  :  Kenapa sales? Kita nggak maksa orang buat make produk/teknologi  Google. Kita membagi pengetahuan/manfaat dari produk/teknologi  Google. Orang mau make atau nggak ya bukan urusan kita. Yang jelas kita menyampaikan informasi, seperti misinya Google “Organize the world information and make it universally accessable and useful”. Oh my God! Nggak nyangka saya masih inget kata ini. It reminds me on GSA Summit, when I raised my hand and be the first person who answered it. (Fokus Fif!!!)
Haters       : Jadi GSA itu kayak event organizer.
Wise Fifa : We are not event organizer, we are a movement (kayak ga asing ya kata-katanya?). Hanya karena kita membuat event, bukan berarti kita event organizer. Event hanyalah cara kita berbagi pengetahuan pada sekitar. Kita membuat pergerakan atau perubahan agar sekitar juga memperoleh manfaat dari apa yang sebelumnya tidak mereka tau. Sama hal-nya kayak anak BEM atau HMJ atau UKM, hanya karena mereka membuat event (proker), bukan berarti mereka event organizer kan?Haters      : GSA itu kayak apa dong?
Wise Grumpy Fifa : YA KAYAK GSA!!! &[0^$!!`#*sensor**&(HJ7$32*sensor**sensor*

Fyuh…Yang jelas banyak banget yang saya (pribadi) dapatkan dengan menjadi GSA. Bukan cuma sekedar ilmu dan pengalaman. Ya… sama kayak organisasi pada umumnya, saya belajar banyak softskill dengan menjadi GSA. Dari yang mulanya kalau ngomong di depan seluruh tubuh saya begetar hebat sampai 0.63 richter, sekarang getaran-nya cuma di hati saya. Dari yang semula news feed facebook saya isinya galau-galauan orang, sekarang isinya achievements gitu. ada temen GSA yang juara ini, ada yang kepilih ini, ada yang magang keluar negeri, ada yang jurnalnya publish internasional, ada yang jadi mawapres, dan lain sebagainya. Seneng kalo lihat post-post kayak gitu. Berjejaring dengan orang-orang hebat kadang memotivasi kita untuk menjadi hebat juga..Dan… bertemu dengan orang-orang yang se-passion dengan kita itu seru banget. Kadang kalau lagi lomba, eh ketemunya anak GSA juga. Di akun couchsurfing, ketemu GSA juga, daftar acara-acara keluar negeri, anak GSA lagi, ke pelaminan... Ah,, sudahlah.

Oh ya.. sebenarnya kalau kita benar-benar punya skill yang mumpuni di suatu bidang. Menjadi GSA adalah jembatan yang bisa mengantarkan kita pada ke-WOW-an lainnya. Pernah dengar ex-GSA Indonesia yang akhirnya diundang ke Goole Pusat di Montain View karena develop Google Glass Apps, atau ex-GSA yang akhirnya jadi coordinator GSA Asia Tenggara atau ex-GSA yang akhrinya magang di Google atau ex-GSA yang akhirnya jadi ketua Google Developer Group. Ah.. banyak deh.  Saya mah apa?? Butiran biji cabe yang nyelip di gigi.

Siapa yang bisa jadi GSA?


Ambassadors are thrilled by new technology, enthusiastic about Google, and involved in their school communities. They have majors from Computer Science, to Anthropology, to Business, to Zoology! Google Ambassadors have the opportunity to enhance their professional development, leadership, and communication skills, and access to a unique network of Google Ambassadors across the world. Plus, there’s swag!
An ideal Student Ambassador is:
  • Enrolled in full-time undergraduate/postgraduate study
  • Available 10 hours per month to spend on Google evangelist work
  • Familiar with Google products including but not limited to Google Docs, Chrome, Search, and YouTube
  • An active Google+ user
  • Involved with student organizations and activities

Itu yang tertulis di situs resmi dari program GSA. Hehe..

Bagaimana mendaftar GSA?

Biasanya sekitar bulan februari – maret ada perekrutan GSA oleh Google. Kalau kamu bertanya kenapa tahun 2015 belum ada perekrutan untuk region Asia tenggara. SELAMAT! Mungkin kamu orang ke-100 yang bertanya pada saya. Terakhir dapat email sih kabarnya memang tahun 2015 tidak akan ada perekrutan. Bukan! Bukan karena kinerja batch tiga yang buruk, tapi karena faktor X. tapi sih katanya tahun 2016 mungkin ada.

Apa yang perlu dipersiapkan untuk mendaftar? saya pernah nulis di sini :
http://vhiefa.blogspot.co.id/2014/06/google-student-ambassador-2014.html

Biar ga ketinggalan info seputar GSA silahkan like :

Sabtu, 24 Oktober 2015

Berbagi di STIE BPD Jateng

Jendela Undip kembali mendapatkan kesempatan untuk berbagi. Kali ini sedikit spesial, karena dari yang biasanya berbagi di kampus sendiri, Jendela Undip berbagi di luar kandang. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank Pembangunan Daerah Jateng di Semarang adalah tempat kunjungan kami bulan ini. Jendela Undip masuk ke beberapa kelas di kampus tersebut. Senang sekali rasanya bisa berbagi cerita di sela-sela acara perkuliahan. Seperti guest lecturer saja. Hohohoho.

Mahasiswa di STIE BPD Jateng sangat menyenangkan! Di kelas, tim Jendela Undip mendapatkan sambutan yang hangat. Alih-alih formal, di kelas ini kami masih sempat saling celetak-celetuk dengan bahasa "gaul" di kelas. Untunglah, dosen yang mengampu di mata kuliah yang kami sisipi -Pak Edy Supriyono- juga membawa percakapan di kelas menjadi sangat seru dan "kekinian". Terima kasih, Bapak! Semoga mahasiswanya semakin maju!

Materi yang dibawakan di kelas ini, sesuai dengan permintaan dari dosen pengampu adalah pengalaman mengenai presentasi karya tulis. Detail mengenai materi tersebut akan dibuat di entri selanjutnya di blog Jendela Undip.






Berbagi di Forum Beasiswa FSM

Bersalaman!
Kak Khusnul Ari Mustaqim bercerita tentang Jendela Undip di Scholarship Discussion Forum
Fakultas Sains dan Matematika. Universitas Diponegoro.
(24 Oktober 2015)


Jumat, 09 Oktober 2015

International Office of UNDIP: Apah??

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang teman yang kuliah di Undip yang sudah empat tahun lamanya. Di akhir perbincangan, kami memutuskan untuk bertemu kembali di lain waktu karena ada beberapa hal yang belum selesai.

"Oke! Aku tertarik, nih. Tapi waktunya nggak cukup untuk tanya-tanya"
"Gimana kalo kita ketemu lagi besok?"
"Ok, aku sih free dari pagi sampe sore"
"Ketemu sore aja deh kalo gitu"
"Boleh. Di mana?"
"Di kantor International Office Undip aja, gimana?"
"Hah!? Apaan tuh International Office??? Emang ada???"
"Whaaaaaaaaaaaaaaaaat! Kamu udah empat tahun di sini dan nggak tau International Office UNDIP? Paraaaaah!!!!"

Kemudian dia cuma bisa ke pojokan ruangan sambil ngelipet mukanya.
(Ya enggaklaaah....)

Tapi itu cukup menggambarkan bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang belum tahu eksistensi International Office di Universitas Diponegoro, padahal, kantor ini adalah kantor yang bsia menjadi jembatan mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan dan kesempatan yang sangat menantang dan membuka pandangan.

Berikut di bawah ini adalah presentasi dari Adisti Nurul, seorang kontributor di Jendela Undip yang pernah menjadi mahasiswa magang di International Office Undip. Presentasi yang dibuat oleh Adis ini dibawakan di sebuah kegiatan sosialiasi exchange atas nama Jendela Undip.

Yuk, sekarang kenalan dulu dengan International Office UNDIP!