Kamis, 12 Mei 2016

Review: Indonesia International Work Camp

Estimasi durasi membaca:  2 menit

Ketika menyoal International Development, ada seorang teman yang namanya pasti muncul pertama kali di kepalaku. Beliau adalah seniorku di jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, namanya Amelia Dita Tifani. Saya sering membaca kicauan pemikirannya melalui Twitter Kak Dita dan entri-entri menarik lainnya di Tumblr blog. Oia, di situ juga beliau menulis tentang pengalamannya selama menjadi relawan (yap, inilah manifestasi dari keseriusannya di bidang International Development itu). 

Beliau adalah seorang yang lebar sayapnya. Sudah berkali-kali ia terbang ke negara-negara menakjubkan dan bekerja untuk organisasi multinasional--bahkan sudah bekerja sebelum lulus. Kata kuncinya adalah kesukarelawanan sosial. Kesukarelawanan merupakan salah satu pilihan kesempatan bagi mahasiswa untuk membuka cakrawala baru. Selain meningkatkan sense simpati dan empati, kesukarelawanan sosial juga sering kali menjadi prasyarat berbagai jenis beasiswa/kesempatan lainnya, loh. Misalnya saja LPDP, Exchange Program dari International Office Undip, Chevening, dan masih banyak lagi yang mensyaratkan keikutsertaan kita dalam program kesukarelawanan. Sederhananya, kesukarelawanan sosial ini dapat menjadi indikator assesor dalam melihat sisi humanis seorang pelamar beasiswa. (Cerita tentang kesukarelawanan bisa kamu gali lebih dalam melalui buku "Kelas" karya Ainun Chomsun).

Nah, ada satu kesempatan menarik yang dari dulu ingin saya ikuti, yaitu Work Camp. Program kesukarelawanan sosial ini, memberikan taste internasional karena para pesertanya tidak hanya orang Indonesia. Inilah yang sering diceritakan oleh Kak Dita dan (ppppssssst...) kembarannya--Amelia Gita Tifani. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi kesukarelawanan bernama Indonesia International Work Camp (IIWC). Program-programnya menarik sekali. Ada program mengajar anak kurang mampu (bidang edukasi), menanam bakau (bidang lingkungan), bahkan menari dan sempoa (bidang kebudayaan).

"The youth from Japan, Nederland, South Korea and Indonesia stayed in prostitution area in uptown Semarang to be the sisters and brothers for the children who live there.- Tegalrejo, Semarang 2012" dikutip deskripsinya dan dicomot gambarnya dari blog Kak Gita.

Gita: volunteer IIWC dengan kaos IIWC berwarna merah terang
Itu yang di tengah berkaca mata adalah Kak Gita
Wajah Kak Dita persis seperti Gita


Untuk cerita lebih detail mengenai kegiatan mereka yang super seru, coba intip beberapa blog dari sukarelawan yang sudah pernah ikut Work Camp dari IIWC. Beberapa blog yang menuliskan pengalaman Work Camp di IIWC bisa dilihat melalui tulisan blog Subyanto, blog Mas Adi, blog Amelia Gita (kembaran Dita).

Program ini sangat recommended!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar